Imagine

Tidak ada satu orangpun yg berharap dilahirkan di tengah keluarga yg tiba-tiba broken home.

Tidak ada satu orangpun yg berharap mendapat kabar : "Kamu harus berhenti kuliah ya, maaf ya Dek." disaat sang anak mendapat IP yg cukup memuaskan dan berambisi mewujudkan cita-citanya.

Tidak ada satu orangpun yg berharap hidupnya penuh derai air mata ala sinetron murahan karena menangisi hidupnya dan merasa tidak ada tempat sekedar utk berkeluh kesah.

Tidak ada satu orangpun yg mau hidupnya hampa tanpa cinta di usia 18. Usia yg seharusnya penuh cinta.

Tidak ada satu orangpun yg mau usahanya gagal berturut2, padahal Ia hanya mencari bbrp lembar uang utk membantu kedua orangtuanya. Sekedar utk menyambung ilmu dan nyawa.

Tidak ada satu orangpun yg mau menerima realita bahwa keluarganya hancur berantakan di usia 13 tahun. Usia yg dianggap belum sempurna dalam sudut pandang ilmu kejiwaan.

Tidak ada satu orangpun yg mau Ibunya berujar : "Ibu ngemis aja ya di jalan, boleh?"

Tidak ada satu orangpun yg mau 'memeras' kakak kandungnya sendiri utk menafkahi kehidupan sehari-hari.

Semua tidak ada yg mau, lalu bagaimana dengan saya?